Assalamualaikum..
Bulan Desember lalu berakhirnya semester 1 tahun ajaran
2016/2017. Saat ini rapor anak Anda pasti sudah ditangan. Mungkin tulisan ini
agak telat tapi gak pa-pa lah. I just want to share my thoughts as a teacher.
Pengalaman saya bertemu dengan orang tua siswa di saat
mengambil rapor begitu berharga. Saya jadi tahu harapan orang tua dan reaksinya
saat melihat rapot anak-anak kesayangannya. Banyak juga lho orang tua yang gak
menuntut anak untuk dapat nilai 80, 90, 100. Buat mereka lulus KKM (passing
grade) aja udah cukup. Lihat nilai 60-70an saja udah senang. Alasannya rata-rata
sama, tuntutan kurikulum jaman sekarang itu jauh lebih sulit dibanding jaman
mereka dulu. (Saya sebagai guru juga merasakan hal yang sama). Tapi tetap ada
segelintir orang tua murid yang mentargetkan anaknya untuk dapat nilai-nilai
tinggi. Well, ya gak pa-pa juga sih, sepanjang anaknya kuat, tapi kalo anaknya
gak kuat yang udahlah, kasihan toh mereka sudah berusaha memberikan yang
terbaik.
Di sini saya mau berbagi apa yang sebaiknya orang tua
lakukan ketika mengambil rapor.
1. Tanyakan mengenai perilaku anak di kelas
Banyak lho anak-anak yang di kelas berisik tapi di rumah
pendiam ataupun sebaliknya. Tanyakan juga apakah si Anak ini menunjukan sisi
positif dalam hal sopan santun, kerja sama, kejujuran, dsb. Tanyakan juga inisiatif
anak ini dalam bertanya kepada guru, berinteraksi dengan teman-temannya. Ini penting
untuk mengetahui perkembangan afektif anak kita selama satu semester ini. Saya biasanya minta murid-murid saya untuk
datang bersama orang tua untuk mengambil rapor jadi kita bisa komunikasi 3 arah
guru-ortu-siswa.
Always happy during group work |
Jadi orang tua bisa memetakan aspek sikap mana yang perlu
didorong untuk dikembangkan dan sisi mana yang perlu dikuatkan. Misalnya, saya
ada siswa yang tidak berani bertanya ke guru, padahal di rumah dia aktif
berbicara. Nah, dari sini orang tua bisa bertanya kepada anaknya kepada malu
bertanya kalau di kelas. Akan baik sekali bila kita bertanya “Kenapa?” dan
mendengarkan jawaban anak hingga tuntas. Sebaiknya kita biarkan dia selesai
menjawab tanpa kita memotong pembicaraannya. Baru kita pikirkan bagaimana cara
yang efektif untuk mendorong buah hati kita supaya lebih percaya diri.
Ada baiknya orang tua murid berkomunikasi dengan wali kelas
secara rutin untuk sekedar menanyakan perkembangan anak di sekolah. Sudah mulai banyak orang tua murid yang
bertanya via WA (WhatsApp) mengenai perkembangan anaknya di sekolah. Kalau saya
lama membalasnya, saya cuma bilang maaf ya Bu, baru selesai kerjaan saya. Hehe…maklum
guru itu kesibukannya lumayan buanyak.
2. Bandingkan nilai rapor dengan semester sebelumnya
Dengan membandingkan nilai rapor dengan semester sebelumnya,
orang tua bisa tahu di mata pelajaran apa anak kita meningkat dan di mata pelajaran
apa yang menurun. Lihat pada sisi positifnya dulu. Apresiasi anak di mata
pelajaran yang meningkat, kalau mata pelajaran yang nilai nya menurun pasti ada
alasannya. ini, saya share beberapa alasannya:
- Semester 1 ini merupakan kelas baru dan pelajarannya lebih sulit daripada semester sebelumnya. Jadi wajar bila anak masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pelajarannya.
- Beban belajar yang meningkat, seperti PR dan tugas-tugas yang lebih kompleks menuntut anak untuk membagi konsentrasinya ke banyak hal. Intinya mereka butuh waktu untuk membiasakan diri dengan beban belajar di kelas nya.
The serious ones |
3. Tanyakan mengenai kemampuan anak kita dalam bersoasialisasi
Ini penting juga lho. Jaman sekarang kalo anak gak bisa
bergaul, susah. Takutnya kedepannya mereka dijauhin sama teman-temannya. Part yang
paling sedih ketika ada tugas group work atau pairing, kalo si anak gak baik
dalam bersosialisasi biasanya gak ada yang mau satu grup sama dia. Punya teman itu
sesuatu yang berharga buat anak sekolah. Orang tua wajib tahu bagaimana
kemampuan anak bersosialisasi dan siapa saja teman-temannya. Dalam hal ini, guru dan orang tua bisa bekerja
sama meningkatkan kemampuan sosialisasi anak. Mudah-mudahan orang tua open
minded ya, saya tau orang setiap orang tua pasti mengaggap anaknya itu yang
paling baik. Tapi ada baiknya terus meningkatkan kualitas bersosialisasi sang
anak.
Serius tapi santai - as always |
4. Tanyakan hobi atau potensi anak di sekolah
Kadang banyak orang tua murid bingung, “Anak saya potensinya
apa ya? Dia bakatnya apa ya?” Tenang, guru punya banyak stok cerita mengenai
potensi anak Anda. Nah, dari situ orang tua bisa mendapat gambaran mengenai
potensi anak. Sekarang saya guru SD, saya sering bersama mereka hampir sehari
penuh jadi saya bisa observe mereka itu sukanya apa sih kalo di kelas. Kalau
sudah selesai kerjaain tugas atau bila sedang free time ada yang senang gambar,
ada yang bikin puisi pendek, ada yang mewarnai, ada yang susun-susun alat
tulisnya jadi kayak lego, ada yang seneng ngobrol, ada yang suka bikin origami,
ada yang lagi mengkhayal lagi main perang-perangan dengan musuh imaginative,
ada yang tangannya seperti sedang memainkan tuts piano, ada yang diem aja perhatiin kelas, ada yang
jadi stand up comedy… hahaha… pokoknya lucu semua…
Music lesson - their favourite |
5. Puji anak di depan
guru
Apresiasi sederhana seperti, “Anak bunda hebat lho, nilainya
ada yang naik”, itu sudah membuat pipi anak Anda memerah bahagia. Kalaupun
nilainyanya stabil aja, “Wah, anak Ayah stabil ya nilainya, kan gak gampang
bikin nilai stabil, semangat terus ya Nak!” Kalau nilainya jelek dan afektifnya
juga jelek (*jaraaang banget yang kayak gini). “Kita akan usaha lagi ya Nak,
cerita ke Bunda kesulitan mu, apa yang Bunda bisa bantu.” (Biasanya reaksi si
anak matanya akan berkaca-kaca, mukanya memerah atau hanya tertunduk malu). Lalu di rumah,
seorang Ayah atau Bunda yang bijak, akan duduk berdua dengan anaknya dan berbicara
dari hati ke hati. Dan guru selalu terbuka untuk dimintai kerjasamanya
membimbing anak di sekolah.
Pada kesimpulannya:
-
Berfokuslah pada sisi perkembangan perilaku anak
-
Berfokuslah pada peningkatan bukan pada angka
-
Berfokuslah pada kemampuan kerjasama dan
sosialisi positif
-
Potensi dan sikap anak jauh lebih penting
daripada nilai rapor
-
Hargailah usaha anak, itu membuat mereka bahagia
-
Duduklah dan bicaralah pada anak dari hati ke
hati, biarkan mereka keluarkan uneg-uneg mereka (ada baiknya semalam sebelum
terima rapor, jadi besoknya bisa minta tolong ke guru untuk bekerjasama
membantu kesulitan yang dialami anak)
Menjelang akhir semester - so happy together |
Semoga bermanfaat.
Wasalam,
Miseko
Sumber foto: Koleksi pribadi, Kegiatan sehari-hari siswa
siswi kelas 4 Charis Global School, Lippo Cikarang. They are so fun and
cooperative. Very happy to be near them… (*Proud class teacher )
No comments:
Post a Comment