Friday 16 December 2016

About My Repeated Miscarriage


(Ketika Keguguran Menyapa)

Assalamualaikum..

 "I have been through miscarriage twice and I hope the third time I am pregnant it will be a happy womb with a healthy baby girl or boy..." (Miseko)

I hope this writing would turn out to be an enlightening and a relieving one. Alright, let's start.

On around the end of January 2016, after our sixth anniversary the happiest and the long awaited moment came in my life. It was the test pack result which blushed me into countless happiness. First pregnancy in six years, I thought it was the most graceful gift for our anniversary.  

 
Fist time got positive result.

People say, moods are swinging during pregnancy but I was far too happy to feel the moods. The little baby inside made my world always bright every day. I thought he/she would be a peaceful and cheerful baby as he/she had made me so.

For the eight weeks only I could have that feeling. Some uninvited spots came and then followed with small bleeding, medium bleeding and finally much bleeding with some clots came out. So, that was it. I must let go. He or she did not belong to me yet.

Curettage was a must, said the doctor. I was weak and devastated. The curettage process went well. I got general anaesthetic. Being two days hospitalized was tiring, so having a general anaesthetic for the first time was an impression to me. I could sleep well for a while without worrying my condition.

My recovery went well. I was sad, so sad but by time I could accept it wholeheartedly. 

Then, the second miracle came again on the beginning of September 2016. I was pregnant for the second time. I was more than ready than before, more than anticipating than before. I gave all that I could give to keep this wonderful blessing. However, the small voice inside me said, "If this could survive the 8th week, then it will safely last till the delivery day." 

The second positive result.


Again, in the 8th week, terrible bleeding for several days, with some clots at the last days and finally it came out. I was devastated for the second time. My hope was splintered once again.

At first, I didn't have to go through curettage again. But after a week, there were a little remaining in my womb, so curettage was a must. Again I must be strong. I told myself, "It's good that it is detected that it is not yet clean inside. Relax, everything will be okay. Bismillah.." Honestly, I tried to relax and it was hard at first. You know, the pain was still there and my heart was still weak. But there was no other option. So, I chose to be strong.

My recovery went well. My heart was getting stronger. I wanted to know what could be the causes. And I was determined to go to the doctor in RSCM (RS Cipto Mangunkusumo). I was directed to go there by my doctor, dr. Hasan.

So, I met Dr. Muharam. He is a kind and encouraging doctor. He asked me to do several checking to help diagnose what probably the causes of my repeated miscarriage.

Both my husband and I did some laboratory checking:

Husband:
  • SAL (Complete Semen Analysis). Result: Normal
  • HALO test (Sperm DNA Fragmentation). Result: Normal

Me:
  •  Beta-HCG. Result: Positive. It meant that my body still thought that I was still pregnant. It was because some pregnancy tissue was left inside, so curettage was a must.
  • Anti Rubella. Result: both IgG and IgM are Non Reactive.
  • D-Dimer (to check the thickness of my blood). Result: <100 (Normal)
  • Anti CMV. Result: IgG (+), IgM (-). It meant I was infected long ago. Now, no longer infected. My body has formed the antibody of CMV (IgG(+)). According to dr. Hasan and Dr. Muharam, it’s safe for me to be pregnant.
  • Anti-Toxoplasma. Result: both IgG and IgM are Non Reactive

After all the process, the doctor concluded that everything was good either my husband or me. He asked me to visit him right away in the 1st week of my future pregnancy. He explained that when a women was pregnant everything with and inside her body would change, including the hormones, blood, etc. He wanted to check to see what the difference is as for now he could not find anything strange with me.

Well, I am grateful for the good result. After 3 months I am allowed to be pregnant again. It is January next year. I must prepare my body and my heart. The trauma is still here inside my heart. The worry is still there in my mind. The question mark is still unanswered until my third pregnancy.

Ya Allah..please make everything ok and give me a healthy and strong pregnancy.. aamiin..

For those who are experiencing like me, let’s not give up. Let’s keep on praying, hoping and trying. I know it’s not easy but we must choose to go on, kick the worry away. I am being honest to myself that I am very exhausted inside and outside. It’s painful to experience miscarriage. And it is more hurtful to lose the little baby. But if I let myself drown for too long, my tears would run dry. Life must go on. I keep on hoping and giving my best effort. Man jadda wajada.. where there is a will, there is a way.. Just believe that one day we will become a mother. When I am down, I just think that one day I will become a mother and I feel so happy and more hopeful. Let’s keep on giving our best effort… May god give us the children that we are dreaming of… may god grant our wishes… May god lead us to the right way… aamiin..


Wassalamualaikum…

Miseko




Thursday 25 August 2016

Tentang Kalian Anak-anak 'Bandel' ku




(my story with my beloved primary 5A students)

Ceritanya dimulai setahun yang lalu, tepatnya tahun ajaran 2015-2016. Kepala sekolah meminta saya memilih kelas 5A atau 5B. FYI, dalam benak saya, saya berpikir kelas 5A terdiri dari anak-anak yang mirip seperti anak-anak IPS tapi ini versi anak kecilnya. (Iya, kelas IPS/Commerce Stream class mengingatkan saya pada anak-anak ‘manis’ yang saya didik dulu, yang tentunya sangat TIDAK ASING lagi bagi saya dealing dengan anak-anak yang setipe dengan mereka, haahaahahaa!)

Sementara menimbang-nimbang, di hadapan saya Kepsek sudah terlihat penasaran mengenai pilihan yang akan saya buat. Tanpa pikir panjang saya berkata, “Saya anak-anak yang bandel aja, Bu!”. Beliau terlihat sedikit terkejut lalu tersenyum, “Okelah kalo gitu, tapi Ms. Eko mereka gak bandel kok cuma butuh guidance lebih lanjut.” “Okelah Bu, kita lihat nanti seperti apa mereka kalau saya jadi wali kelasnya”, dengan gaya gemas setengah mati saya menanggapi ucapan Kepsek saya. Sungguh dalam hati saya gemas dengan anak-anak 5A. FYI lagi yah, mereka sewaktu kelas 4 itu ampuuuun dah…guru mana sih yang gak terkuras tenaga dan emosinya mengajar mereka saking mereka itu terlalu ‘aktif’ dah gitu butuh waktu untuk mereka menyerap pelajaran. Fyuuuh… dulu mah guru-guru lebih suka masuk ke kelas 4 yang satunya lagi yang anak-anaknya tertib dan cepat menyerap pelajaran. Beneran, saya juga senang dengan kelas 4 yang satunya lagi itu (yang menjadi kelas 5B).

Keluar dari ruang Kepsek, I said to myself, “What have I done, huh?! Why did I choose 5A?” But, it’s too late, I don’t like to take back my words. 

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Akhirnya masa liburan usai dan saat itulah hari pertama saya masuk ke kelas 5A. Saya tanamkan dari hari pertama, kita ini adalah keluarga, harus saling care dan help each other (entahlah mereka meresapinya atau tidak). Kelas ini terdiri dari hanya 7 anak yang nantinya kadang saya sebut sebagai the 7 dwarfs or the 7 wonders! Kelihatannya piece of cake ya cuma 7 anak but don’t judge the book from its cover. 


Me and my beautiful daughters

With my awesome boys
Seperti yang sudah saya prediksi sebelumnya, ternyata banyak masalah, mulai dari ada anak yang mengamuk, marah-marah, menangis terus, mengganggu kelas, gak mau nulis dll. Satu-satu masalah terselesaikan.  Pendekatan saya ke mereka yang masih berumur antara 9-10 tahun itu lebih kepada bicara dan sharing. Kalau mereka terus-terusan merasa paling benar sendiri barulah saya akan sangat tegas memperingatkan mereka atau kalau sudah tidak bisa saya tangani akan saya bawa ke Kepsek untuk dibina lebih lanjut.

Benar-benar butuh waktu dalam mengerti mereka. Sungguh, label bandel sudah teramat sangat melekat di kelas itu. Padahal sesudah beberapa bulan bersama, saya melihat mereka itu smart.
Awalnya anak-anak ini punya masalah masing-masing yang mereka butuh sekali dibantu dan diperhatikan untuk go through their problem. Saya gak akan notice mereka ada masalah atau ganjalan di hati kalau saya marah-marah terus sama mereka. Sering saya ajak ngobrol dan berdiskusi dengan orang tuanya. Karena itu ada untungnya juga mereka bikin masalah jadi saya bisa panggil ortunya dan dapat informasi lebih dalam dari mereka. Itu jadi bahan saya untuk mengerti dan membimbing mereka dengan lebih baik.
We are the family of Primary 5A

Ada beberapa dari mereka merasa sendirian di kelas, tidak punya teman. Sedih deh kalau dengar cerita langsung dari hati mereka. Pas mereka cerita tu benar-benar dari curahan terdalam hati mereka, seperti, “I have no one to play with.” “I act silly and noisy to attract other people so they would pay attention and play with me.” “I am shy to make friends with others because of my appearance or my bad academic performance.”

Huhuhu…ternyata selama ini mereka bandel itu karena cari perhatian supaya ada yang mau berteman dengan mereka. Baiklah anak-anakku, let me be your friends, let’s joke around together! Mulailah saya lebih dekat dan lebih ‘bermain’ bersama mereka, maksudnya bermain itu kadang saya bercanda, godain, cubit2 pipi atau elus2 bahu atau kepala mereka just for them to know that I am there for them.
Saya bicarakan masalah mereka di kelas. Saya katakan kita satu keluarga. Kalau keluarga gimana? Harus saling perhatian gak? Ada lho teman-teman kita yang kesepian karena merasa gak ada teman main. Kalian senang kan kalau punya teman bermain. Yuk kita dekatin teman-teman kita yang kelihatannya sendirian. Don’t let them sad, because they are our family.

Perlahan tapi pasti, persahabatan mereka terjalin dengan manisnya. Walaupun cekcok kecil tetap menyertai tapi satu hal mereka tahu bahwa mereka satu keluarga di 5A dan mereka saling memaafkan. Mereka lucu lho, kalau orang dewasa kan susah ngaku kalau punya salah, kalau mereka mah dengan lapang dada mengakui kesalahan mereka walaupun pada awalnya kami struggle banget untuk membangun kebiasaan ini. Biasalah anak-anak selalu lempar kesalahan ke satu sama lain. Kita yang jadi gurunya harus panjang usus dengerin cerita mereka. Tapi lama kelamaan mereka tahu caranya menginstropeksi diri mereka sendiri, bahwa mereka mungkin juga ada kesalahan. Kejujuran terhadap diri sendiri membuat saya bangga. Tapi saya tahu bahwa ini bukan tujuan terakhir. Sesudah ini, memelihara sikap mereka yang jadi tantangan berikutnya.

Anak-anak itu ketika hatinya sudah terbuka mudah dibentuk ke arah yang lebih baik. Sesudah berjalan beberapa waktu, saya gak terlalu banyak usaha untuk mengarahkan mereka begini begitu karena mereka sudah berjalan dengan sendirinya. Kadang mereka bisa jadi so sweet dan so care ke guru-gurunya.  Beberapa guru pernah dibuat terkejut oleh betapa care nya mereka. Saya sampe kaget, masa iya murid-muridku segitunya amat. So sweet banget mereka. Yah walopun laporan tetap ada tentang mereka yang berisik dan ngobrol selama pelajaran sampai guru yang sedang mengajar kecewa berat dengan mereka. Itulah anak-anak. Guru memang diminta bersabar membimbing mereka menuju kedewasaan. Itulah salah satu tujuan pendidikan. Masih ingatkan psikologi pendidikan? Seorang guru itu membimbing anak-anak dari ketidakdewasaan menuju kedewasaan.

Kelas Primary 5A berangsur berubah menjadi kelas yang care to each other, they care to their parents, teachers and friends. Every one now has friends. Every one now has strong bond to each other. Jokes are there to brighten our days. Study is our struggle to prove ourselves. Always be patient and pray to god.
Bersama mereka saya belajar kalau kita percaya mereka bandel, mereka akan bandel beneran. Kalau kita percaya mereka baik, mereka akan benar-benar baik (padahal mereka gak tau lo yang kita percayai apa). Saya juga belajar bahwa ketika kita perhatian dan saya sama anak-anak maka mereka akan lebih perhatian dengan kita. Dan mereka bisa menjadi sangat so sweet sekali. Ya ampuuun…nulis ini sambil mata berkaca-kaca… Saya bersyukur akan perubahan mereka…kalian bukan bandel tapi too sweet to handle..

Thank you for learning together with me, for the laughter we had, for your sweetness, for your willingness to believe in me as your class teacher. Thank you for touching my heart with your pure love…

Good luck my primary 5A, now you are primary 6!
 


We are Primary 6 now!

Friday 15 April 2016

Sharing Lactacyd White Intimate: Fall in Love More..



Dear teman, pernah gak dengar ini? "Aku menerima dirimu apa adanya. Aku terima semua kekurangan dan kelebihanmu." Hayooo.. Kira-kira siapa ya yang biasa mengucapkan kalimat-kalimat itu? Sepertinya mantra-mantra tersebut sering diucapkan oleh para calon suami kepada calon istrinya. Tujuannya untuk meyakinkan si calon istri bahwa ia teramat sangat mencintainya.

Hmm.. Tapi tunggu dulu. Kira-kira itu cuma rayuan gombal atau sungguh-sungguh ya? Jawabannya tergantung dari pribadi masing-masing si calon suami. Setelah menikah untuk mengetes itu saya coba tanyakan pada suami, "Mas mau menerima semua kelebihanku kan? Kalau gitu Mas juga menerima kelebihan berat badanku juga kan?" Sontak tawa suami saya meledak waktu saya tanyakan itu.

Begitulah sedikit romantika sebelum dan sesudah menikah. Setelah menikah, tentunya seorang wanita harus terus menjaga penampilannya lahir dan batin, luar dan dalam. Setiap wanita pasti ingin tampil terbaik untuk suaminya.

Sewaktu single dulu mungkin kita tomboy dan sedikit memperhatikan area V. Tapi setelah menikah wah..wah.. Area V adalah suatu hal yang harus diperhatikan dan dijaga kebersihannya.

Pernah waktu mudik ke kampung, kami berhenti di beberapa tempat untuk istirahat sejenak dan keperluan ke toilet. Waktu itu sehabis makan siang saya ingin ke toilet di rumah makan tersebut. Pada waktu itu kami masih pengantin baru. Lalu suami saya segera menyarankan untuk membeli pembersih kewanitaan. Saya langsung bilang untuk apa (maklum saya tomboy sebelum menikah). Dengan sabar dia menjelaskan bahwa air di toilet umum bisa saja kurang bersih. Sebaiknya gunakan pembersih kewanitaan untuk memastikan kebersihan di area kewanitaan. Oooo... Saya cuma melongo dengar penjelasannya yang panjang lebar. Dengan segera dia mengajak saja ke toko swalayan terdekat. Lalu dia memilihkan Lactacyd.




Saya tanya kenapa harus Lactacyd? Sekali lagi dengan sabarnya suamiku menjelaskan bahwa bahan-bahan yg terkandung dalam Lactacyd sangat recommended untuk area v, yaitu ekstrak susu lactoserum dan asam laktat yang terbukti klinis menjaga keseimbangan pH area kewanitaan. Woow.. senangnya punya suami yang rajin baca artikel kesehatan..hehe.. Karena suami sangat antusias menjelaskan, langsung saja saya pilih Lactacyd. Dan beneran gak nyesel, rasa bersih, segar, aman dan nyaman langsung terasa.

Apalagi sekarang varian Lactacyd semakin bervariasi. Lactacyd White Intimate salah satunya. Nah, Lactacyd White Intimate ini spesial sekali. Kandungan alaminya yaitu:
1.      Ekstrak susu: yang terbukti secara klinis menjaga keseimbangan pH vagina sehingga pertumbuhan lactobacillus (bakteri baik) meningkat dan pertumbuhan organisme jahat terhambat.
2.      Bengkoang: tidak diragukan lagi bengkoang yang mengandung Actipone-B mempunyai khasiat memutihkan, menyegarkan dan melembutkan kulit.
3.      Algo white: yang menghambat pertumbuhan melanin (zat yang menyebabkan warna hitam kecoklatan atau hitam pada kulit), jadi area V kita akan semakin cerah.

Karena Lactacyd White Intimate diperkaya oleh bahan-bahan alami dan telah lolos uji dermatologi maka makin yakinlah saya untuk menggunakannya setiap hari. Untuk membasuh area V sebaiknya kita:
1.      Mencuci tangan terlebih dahulu
2.      Membasuh area V dari arah depan ke belakang
3.      Gunakan Lactacyd White Intimate, diamkan beberapa saat
4.      Basuh dari arah depan ke belakang
5.      Keringkan area V dengan lembut menggunakan handuk bersih



Seneng deh rasanya segar, bersih dan nyamaaan sekali apalagi Lactacyd White Intimate juga mencerahkan area V. waah…dobel dobel nih manfaat yang didapat. Suami semakin fall in love more..

Dear teman, sekali lagi menjaga kebersihan area V sangat penting sekali. Gunakanlah pembersih area V yang menggunakan bahan-bahan alami seperti Lactacyd White Intimate. bahan-bahan alaminya membuat flora baik tetap terjaga di area V kita sehingga menghambat pertumbuhan bakteri jahat yang bisa menyebabkan gatal-gatal, keputihan dan bau tak sedap.

Dear teman, semoga kita semua selalu sehat dan cantik luar dan dalam ya…

Salam. :)

(Konten gambar merujuk koleksi pribadi dan pada http://www.lactacyd.co.id/)
 



Friday 8 April 2016

Review Novel Travelers' Tale



[Very late post]
Jakarta, Wednesday, June 20, 2007
18:02

Review Novel Travelers’ Tale
Belok Kanan: Barcelona!
(A novel by Adhitya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidajat, and Ninit Yunita)

Berkisah tentang empat sahabat yang tinggal saling berjauhan di luar negeri. Cinta menjadi tema utama dari novel ini selain travelling of course. Dari keempat tokoh di dalam novel ini hampir saja membentuk cinta segi empat kalau saja Retno menaruh hati pada Jusuf.

Kisah cinta yang hampir segi empat ini terjalin seperti ini: 

 
Tuh kan hampir segi empat kalo saja Retno naksir Jusuf. Keempatnya memendam cintanya masing-masing. Tidak tahan lagi memendam cinta untuk kekasih hati, keempatnya berjanji bertemu di Barcelona untuk menghadiri pernikahan Francis dengan Inez, gadis Spanyol (tadinya). Alih-alih menghadiri pernikahan Francis keempatnya malah berencana bertemu untuk mengungkapkan cintanya masing-masing pada orang yang mereka cintai. Dari sini kita diajarin untuk never give up untuk bilang cinta sama orang yang kita cintai walopun harus mengelilingi setengah dunia. Never give up to say love to someone that we love, itu intinya.

Francis berkarakter cool, calm, serius, plin-plan dan romantis. Retno anggun, sopan, naïf dan muna. Farah lucu, cute, agak kekanak-kanakkan, dan pesimis. Jusuf konyol, ngocol abis, kelewat Pede, dan narsis.

Sisi unik pada novel ini terletak pada perjalanan keempat tokoh menuju Barcelona dari negaranya masing-masing. Jusuf yang berangkat dari Cape Town, Afrika Selatan, sempat terjebak perang saudara di Abidjan (Cote d’Ivore = Pantai Gading), disangka kelompok Al-Qaeda oleh petugas imigrasi Spanyol, dan ia juga sempat mampir ke bar gay di La Rambla Barcelona. Farah yang berangkat dari Hoi An, Vietnam, harus mengirit ongkosnya agar sampai dengan selamat sentosa di Barcelona. Di pejalanan ia bertemu backpakers lainnya yang dengan baik hati menawarkan penginapan dan transportasi gratis serta pengalaman traveling yang priceless. Retno yang tinggal di Koppenhagen, Denmark bertamasya dulu keliling Eropa sebelum akhirnya sampai di Barcelona. Ia mengkisahkan Amsterdam sebagai the Sin City (Kota Dosa), Italia yang eksotis dan romantis, de el el. Francis sang pianis yang berangkat dari New York City, lebih banyak mengkisahkan kehidupan urban Kansas City dan New York City.

Kalo mo tahu tempat-tempat menarik di setengah lingkaran dunia tanpa harus buang banyak uang maka novel ini ada di urutan pertama untuk patut dan perlu dibaca.

Unsur komedi tidak pernah ketinggalan jika ada nama Adhitya Mulya. Si “Jomblo” ini selalu lengkap dengan gaya komedi segar dan spontaniousnya.

Yang bikin rada mumet adalah beralih dari cerita satu tokoh ke tokoh lainnya secara kita udah enjoy baca perjalanan tokoh Retno, misalnya, trus di bab selanjutnya pindah ke perjalanan Francis. Di sini kita mesti ingat si Francis terakhir lagi di mana yah, lagi ngapain yah? Terus juga misspelling masih terjadi di sana sini, which is masih bisa dimaklumi.

Satu sih yang kayaknya asik kalo disertakan di novel ini, peta bo’. Secara gw udah lupa letak negara-negara di Afrika dan Eropa yah rada bingung juga ketika harus menelusuri perjalanan masing2 tokoh. Oiya, satu lagi novel ini juga berisi tips and tricks for traveling.

Anyway, novel ini patut diacungin jempol, karakter keempat tokohnya dijalin dengan kompak dan konsisten. Endingnya? Endingnya worth it, khususnya untuk Jusuf...heheh...

So, kalo mo beli novelnya, udah tersedia banyak di toko buku. Tebalnya 398 halaman. Penerbitnya Gagas Media. Harganya 40rb rupiah*.

Cheers

*Harga novelnya ya bukan harga penerbitnya.. [itu harga tahun 2007 ya]