Monday 22 February 2016

Faith and wealth

Lo pernah denger gak soal nasib & harta. Nasib apa bukan ya kalo lo gak dpt rejeki nomplok di saat teman2 lo dapat. Kata teman gw itu namanya 'sue'.

Misalnya lo udah kerja lama di satu perusahaan, trus krn alasan keluarga lo harus pindah kota. Nah, gak lama abis lo pindah perusahaan itu sedang jaya2 nya trus naikin gaji karyawan gak kira2. Itulah saat2 sue yg gw maksud.

Apalagi lo orang yg banyak jasanya di sana. Mungkin perasaan sue itu menohok sampai ke tenggorokan. Sebelas duabelas sama pengen muntah.

Kata temen gw,  ya nasib ya nasib mengapa begini.. (yg lahir di thn 80-an tahulah lagu itu) Hahaha..

Tapi apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur tinggal dikasih ayam, kuah bumbu, krupuk, kacang, sambal, dll.. Aaaaa... Dimakan deh enaaak...

Yg gw percaya rejeki gak akan tertukar. Rejeki gak selalu berbentuk uang. Rejeki bentuknya banyak ; kesehatan, pasangan yg baik, anak2, makan tiap hari, punya teman baik, ada tempat tinggal, dll. Ya resapi apa yang kita nikmati. kita masih bisa menghirup udara dgn enak. Coba pas kita lagi flu, hidung buntu, napas aja rada susah.

Sekali lagi rejekimu baik bila kau berpikir dan merasa begitu. Allah Maha Pengasih dan Pemurah, insya Allah rejekimu baik.

Wassalam,
Miseko


Hidup Tanpa Beban

Pernah gak lo liat orang2 yg selalu hepi? Mereka ini beruntung karena dianugrahi satu sistem feeling yg gak khawatiran. No burden inside lah.

Luckily, I have met and taught students as such. They were always happy no matter what. Funny, I thought at first. But then, I saw wisdom in their smile. My goodness, these students were never sad and gloomy whenever I met them. Even, when I was angry at the class, they would come and comfort me. My god, they were so lovely and touching.

Saya belajar easy going dari mereka yg umurnya kurleb 10-12 tahun lebih muda daripada saya. Mereka itu bener-bener lively, enjoy life, gak dibebani sama target nilai-nilai ujian yg spektakuler. Their mind is seemingly simple and humble. Pikiran mereka sederhana dan rendah hati.

Dengan melihat mereka saya jadi berpikir, toh yg kita perdebatan, khawatirkan dan takutkan gak semuanya berguna buat kita. Terlebih lagi gak dibawa sampe ke akhirat. (am I too much? Hehe)

So, kesimpulannya especially buat guru-guru dan ortu, kalo anak-anak lagi di fase ngeselin, kita yang easy sama diri sendiri. Jangan ke bawa sama anak itu. Justru kita yg bawa mereka untuk tenang.

Dalam kehidupan sehari-hari kalo ada orang yg keras kepala dam ngeselin, gak usah ambil pikir dan hati kata2nya. Lah emang tujuannya dia mungkin emang pengen bikin kita kesel. Santai aja nanggapin orang kayak gini. Emang gak gampang, tapi bisa dilatih. Kalo dia jabatannya lebih tinggi, turutin permintaannya sesuai kemampuan aja. Selebihnya biarkan dia tahu bahwa bawahannya sudah berusaha sebaik mungkin tapi belum mencapai target.

Nah susahnya kalo tipe orang yg ngeselin ini bos besar macam presdir. Kalo pengalaman saya sih, setahun cukup utk belajar jd sabar dan ngakalin orang keras kepala yang selalu nyari kesalahan macam orang itu (pokoknya mau kita benar atw salah di mata dia selalu salah hahaha... Ada beneran lho orang kayak gini. Kalo ditelateni dia jadi guru kesabaran).

Intinya, tujuanmu apa pada saat itu. Waktu itu tujuan saya ngumpulin uang secara baru memulai hidup mandiri. Jadi makan aja semua kata-kata yg gak enak, lepehin lagi, taruh kantong plastik trus buang. Toh tiap bulan gaji saya yg lumayan dibayar terus tepat waktu + bonus akhir tahun hehehe... Ambil sisi positifnya yaitu gajian hehehe..

Tujuan pada saat itu apa, asalkan itu baik dan halal go head lah. Yg penting dicapai dgn cara yg halal n baik pula. Yg namanya tujuan itu kan bisa berubah sesuai dengan waktu & kebutuhan. Stick on ur aim,  be good to yourself and others. Always remember god and your loved ones.

Take only good things from my writing. See ya..

Cheers,
Miseko